Kritik Deskriptif

Definisi :
  • Bersifat tidak menilai
  • Tidak menafsirkan
  • Semata - mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada
Kritik Deskriptif berusaha untuk mencirikan fakta - fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode lain Kritik Deskriptif tampak lebih nyata (factual).
 

Macam Kritik Deskriptif :
  1. Depictive Criticism (Gambaran Bangunan)

Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, Kritik Depiktif telah menjadi suatu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang. Kritik  Depiktif lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.


2. Biographical Criticism (Riwayat Hidup)

Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya - karya secara sepesifik.

Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian - kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Misalnya, bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya ? Bagaimana pengaruh karir lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis ? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek ? Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan - bangunan yang dirancangnya.


3. Contextual Criticism (Peristiwa)

Untuk memberikan lebih ketelitian dalam mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi deskriptif, informasi seperti aspek - aspek tentang sosial, politikal, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menertibkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak kontroversial tentang konteks suatu desain bangunan bangunan terkadang tersedia.


Kelebihan :

Dengan Kritik Deskriptif ini kita bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk beluknya. Metode dari deskriptif ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal yang umum ke khusus ataupun deduktif dari hal yang khusus ke umum. Metode kritik ini tidak bertujuan untuk pengembangan karya selanjutnya seperti metode impresionis yang menggunakan hasil kritik untuk karya selanjutnya.


Kekurangan :

Hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.

Gaya Arsitektur Victorian

Arsitektur Victorian merupakan gaya arsitektur yang muncul dari abad pertengahan hingga akhir abad ke 19. Nama Victorian mengacu kepada masa kekuasaan Ratu Victoria, atau yang disebut juga sebagai era Victorian. Pada masa itu Victorian digunakan sebagai sebutan untuk konstruksi desain bangunan dan furnitur. Nama Victorian sendiri merepresentasikan kebiasaan Inggris dan Perancis yang sering memberi nama suatu gaya arsitektur dengan nama kekuasaan monarki.

Setelah munculnya arsitektur Gotik pada awal abad ke 19, gaya Victorian muncul akibat pengaruh dari perkembangan teknologi. Besi dan baja merupakan komponen baru yang dimasukkan ke dalam konstruksi bangunan. 

Gaya Victorian berkembang dari gaya Gotik yang megah dan menginspirasi gaya Victorian dalam fashion, arsitektur, dan furnitur, bahwa keindahan lebih penting dibandingkan dengan fungsinya. Para arsitek pada saat itu bebas menggambungkan beberapa gaya untuk menciptakan satu gaya baru sehingga terdapat beberapa rumah Victorian yang terlihat sama. 

Pada tahun 1990-an, gaya arsitektur ini mulai mengalami masa surut. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak orang yang menyukai gaya arsitektur ini karena dianggap punya nilai seni dan keunikan tersendiri. Berikut adalah beberapa karakteristik arsitektur Victorian: 

 

Dua atau tiga lantai. Rumah dengan gaya Victorian biasanya berukuran besar dan megah.



Eksterior dari batu atau kayu. Mayoritas dari gaya Victorian selalu memakai kayu untuk bagian eksterior bangunan, sedangkan pada arsitektur Romanesque sebagian besar menggunakan batu.


Rumit, dengan bentuk asimetris. Rumah dengan arsitektur gaya Victorian biasanya memiliki desain yang rumit dan bentuk eksterior yang asimetris.


Potongan yang dekoratif. Biasanya disebut sebagai “gingerbread”, rumah Victorian biasanya di dekorasi dengan desain kayu yang rumit dan potongan besi atau logam.


Permukaan tembok bertesktur. Hiasan batu, pahatan, dan kayu paling sering digunakan untuk mendekorasi tembok rumah.


Atap rumah curam dan bertingkat. Rumah gaya Victorian sering menggunakan atap yang curam dengan bentuk atap segitiga yang menghadap ke berbagai arah.


Menara. Beberapa rumah mewah yang menggunakan gaya Victorian biasanya mempunyai menara berbentuk bulat atau persegi delapan dengan atap yang curam dan runcing.

 
Warna cerah. Sebelum muncul gaya Victorian, semua rumah hanya memiliki satu warna seperti putih atau krem. Pada tahun 1887, warna-warna cerah seperti orange, mustard, dan kuning sangat digemari.


Istana Balmoral merupakan salah satu contoh hasil dari arsitektur Victorian yang dibangun untuk Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Mereka membeli sebuah perkebunan di desa Crathie di Aberdeenshire, Skotlandia pada tahun 1852 yang diperuntukan sebagai tempat tinggal pribadi. Istana Balmoral menjadi milik pribadi keluarga kerajaan setelah selesai dibangun pada tahun 1856, tetapi kebunnya terbuka untuk umum selama musim semi dan musim panas.


Gedung Victoria merupakan bekas gedung Universitas Liverpool yang didirikan oleh arsitek Alfres Waterhouse pada tahun 1889. Keseluruhan bangunan dibangun menggunakan batu bata merah, sehingga membuat gedung ini mempunyai sebutan “red brick university”. Pada tahun 2008 ketika kota Liverpool menjadi kota budaya Eropa, gedung yang telah direnovasi ini dibuka kembali untuk umum sebagai Victoria Galley dan Museum.


Menurut banyak orang, salah satu bangunan paling spektakuler di era Victorian dan salah satu bangunan paling terkenal di kota Manchester adalah Manchester Town Hall yang didesain oleh arsitek terkenal pada era Victorian yaitu Alfred Waterhouse. Dulunya gedung ini digunakan untuk pertemuan para dewan kota. Sekarang tempat ini popular digunakan untuk acara pernikahan, konferensi, dan menjadi lokasi syuting film terkenal seperti Sherlock Holmes.


Carson Mansion merupakan contoh rumah Victorian paling spektakuler yang terletak di Eureka Old Town, California. Rumah ini dibangun oleh arsitek Samuel dan Josep Cather Newsom pada tahun 1886. Rumah ini dibangun untuk seorang pengusaha Amerika bernama Wiliam Carson. Sejak tahun 1950, rumah ini digunakan sebagai club house pribadi dari klub Ingomar yang telah membeli rumah ini dari pemiliknya satu tahun sebelumnya. Sayangnya, rumah ini tidak terbuka untuk umum.


Postcard Row atau Painted Ladies dibangun oleh Matthew Kavanaugh pada tahun 1890 di jalan Hayes and Steiner, San Francisco. Istilah Postcard Row mengacu kepada warna warni barisan rumah bergaya Victorian yang disebut sebagai Painted Ladies. Lebih dari 40.000 rumah bergaya arsitektur Victorian yang dibangun di San Francisco dari pertengahan abad ke 19 hingga awal abad 20, namun banyak yang hancur saat gempa tahun 1906, sementara ribuan lain dihancurkan. Postcard Row merupakan salah satu yang masih bertahan dan terkenal paling indah diantara semua rumah Painted Ladies di San Francisco.



Sumber :


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUKU PAMONA

Bapak Irman Gusman

Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan Indonesia