Pemuda dan Sosialisasi
PEMUDA DAN SOSIALISASI
Pengertian
Pemuda
Princeton mendefinisikan kata
pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between
childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or
inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb.
Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10 -19 tahun. Jadi pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju, memiliki moralitas, dsb.
Kelemahan mecolok dari seorang
pemuda adalah kontrol diri dalam artian mudah emosional, sedangkan kelebihan
pemuda yang paling menonjol adalah mau menghadapi perubahan, baik berupa
perubahan sosial maupun kultural dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Secara hukum pemuda adalah
manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah
mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan
secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai
dengan mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya
darah haid bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda adalah suatu generasi
yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam harapan, terutama dari
generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai
generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi
sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di dalam masyarakat, pemuda
merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai
penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
bangsanya.
Pengertian
Sosialisasi
Pengertian sosialisasi mengacu
pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang
yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan
memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati
(mendarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup
sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa
yang disebut dengan “diri”.
Dan sosialisasi juga merupakan
proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri,
bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi
menurut para ahli:
·
Charlotte Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
·
Peter Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
·
Paul B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
·
Soerjono Soekanto
Sosialisasi
adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Internasilasi,
Belajar, dan Sosialisasi
Ketiga kata atau istilah
tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses
berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi
lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma
tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula
tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah
spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang
individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Proses Sosialisasi
Ada 2 teori proses sosialisasi
yang paling umum digunakan, yaitu teori Charles H. Cooley dan teori George
Herbert Mead. Teori Charles H. Cooley lebih menekankan pada peran interaksi antar
manusia yang akan menghasilkan konsep diri (self concept). Proses pembentukan
konsep diri ini yang kemudian disebut Cooley sebagai looking-glass self terbagi
menjadi tiga tahapan sebagai berikut.
” Seorang anak membayangkan bagaimana dia di mata
orang lain.”
Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang
paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi dan
sering menang diberbagai.
“Seorang anak membayangkan bagaimana orang lain
menilainya.”
Dengan perasaan bahwa dirinya hebat, anak
membayangkan pandangan orang lain terhadap dirinya. Ia merasa orang lain selalu
memujinya, selalu percaya pada tindakannya. Perasaan ini muncul akibat
perlakuan orang lain terhadap dirinya. Misalnya, orang tua selalu memamerkan
kepandaiannya.
“Apa yang dirasakan anak akibat penilaian
tersebut”
Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.
Penilaian yang positif pada diri seorang anak akan menimbulkan konsep diri yang positif pula.Semua tahap di atas berkaitan dengan teori labeling, yaitu bahwa seseorang akan berusaha memainkan peran sosial sesuai dengan penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak di beri label “nakal”, maka ada kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai “anak nakal” sesuai dengan penilaian orang terhadapnya, meskipun penilaian itu belum tentu benar.
Peranan
Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masayrakat
Peranan sosial mahasiswa dan
pemuda di masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di
masyarakat. Mahasiswa mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum
intelektual yang sedang menempuh pendidikan. Pada saatnya nanti sewaktu
mahasiswa lulus kuliah, ia akan mencari kerja dan menempuh kehidupan yang relatif
sama dengan warga yang lain.
Secara tak sadar namun
perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan
perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos.
Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses
pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Sarana tempat hiburan tumbuh
pesat bak “jamur di musim hujan” arena billyard, playstation, atau arena
hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda
membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang
semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di
perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih
positif.
Peran pemuda yang seperti ini
adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai
“penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini
persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang
memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia.
Pemuda dan Identitas
Pola
Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola dasar pembinaan dan pembangunan
generasi muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan
Menteri Pendidkan dan Kebudayaan nomor : 0323/U/1978 tanggal 28 oktober 1978.
Tujuannya agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam
poenanganannya benar-benar menggunakannya sebagai pedoman sehingga
pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang dimaiksud.
Pola dasar pembinaan dan
pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Idiil : Pancasila
• Landasan Konstitusional : Undang-undang dasar
1945
• Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan
Negara
• Landasan Histories : Sumpah Pemuda dan Proklamasi
• Landasan Normatif : Tata nilai ditengah
masyarakat.
Arah pembinaan dan
pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn
dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
• Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
• Orientasi dalam dirinya sendiri.
• Orientasi ke luar hidup di lingkungan.
Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan
generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:
• Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan
pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta
landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi
lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.
• Generasi muda sebagai objek pembinaan dan
pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea
rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat
bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
Pengertian
pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda
Generasi merupakan generasi
penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional,
diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan
bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda perlu mendapatkan perhatian khusus
dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, terdapat generasi muda yang menyandang permasalahan sosial
seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat dan narkota, anak jalanan dan
sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari dalam dirinya (internal)
maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu perlu adanya upaya,
program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan peran serta semua
pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda, masyarakat dan terutama
generasi muda itu sendiri.
Arah kebijakan pembinaan
generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu
dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap
terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya
guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan
wadah-wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan
organisasi fungsional pemuda lainnya.
Dalam kebijakan tersebut
terlihat bahwa KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif
dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan
sosial pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja
Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka
macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
Masalah-Masalah
Generasi Muda Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini
antara lain:
• Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
• Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
• Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
• Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran /setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
• Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
• Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
• Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
• Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
• Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dan ada juga masalah lain yaitu:
• Kebutuhan Akan Figur Teladan Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
• Sikap Apatis Sikap apatis meruapakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.
• Kecemasan dan Kurangnya Harga Diri Kata stess atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).
• Ketidakmampuan untuk Terlibat Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.
• Perasaan Tidak Berdaya Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama-tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah2 masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.
• Pemujaan Akan Pengalaman Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman.
Potensi- potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
• Idealisme dan daya kritis
• Dinamika dan kreativitas
• Keberanian Mengambil Resiko
• Opimis dan kegairahan semangat
• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab
• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
• Patriotisme dan Nasionalisme
• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi
Tujuan
Pokok Sosialisasi :
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Perguruan dan Pendidikan
Cara Mengembakan Potensi Generasi Muda
Negara berkembang masih banyak mendapat kesulitan untuk
penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda melalui pendidikan. Sehubung
dengan itu negara yang berkembang merasakan selalu kekurangan tenga terampil
dalam mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang meminta tenag kerja
dengan keterampilan khusus. Kekurangan tenaga terampil itu terasa manakala
negara-negara sedang berkembang merencanakan dan berambisi untuk mengembangkan
dan memanfaatkan sumber-sumber alam yang mereka miliki.
Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada
tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi
dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di
laboratorium dan pada kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul
merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa. Oleh karena
itu, pembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan
pengembangan potensi mereka.
Cara mengembangkan potensi generasi muda:
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
Pengertian
Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidkan
Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan juga merupakan
bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak belajar
mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki,
melanjutkan mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Macam-macam pendidikan:
·
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),
dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
·
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.
·
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan
pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada
penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
·
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan
pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
·
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan
pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan
program sarjana (strata 1).
·
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman
terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
·
Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan
penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif
(bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi
disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2, yaitu:
·
Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi
yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara.
·
Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi
yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
Alasan
Untuk Berkesempatan Mengenyam Perguruan Tinggi
Pertama, sebagai kelompok
masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang
luas tentang masyarakat, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam
pemikiran, pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat.
Kedua, sebagai kelompok
masyarakat yang paling lama di bangku sekolah, maka mahasiswa mendapat proses
sosialisasi terpanjang secara berencana, dibanding dengan generasi muda
lainnya.
Ketiga, mahasiswa yang berasal
dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat menyatu dalam bentuk terjadinya
akulturasi sosial dan budaya.
Keempat, mahasiswa sebagai
kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur
perekonomian dan prestise di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan
elite di kalangan generasi muda, umunya mempunyai latar belakang sosial,
ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi muda lainnya.
Mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan
serta keterampilan beroganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan generasi
muda lainnya.
Komentar
Posting Komentar